Minggu, 13 Mei 2012

Larik Simponi Lereng Kemulan

Kawasan Kebun Teh
Sebuah catatan oleh: YJ
Di sini angin tak lagi berlalu sia - sia. Kurasakan dia menghembuskan nada  - nada alam, membilas jiwa dari  sisa kepenatan dan kebisingan hidup. Setiap derit rerantingan pohon seperti rangkaian nada - nada yang tak biasa. Di sini, di lereng Kemulan tempat 1000 hektar perkebunan teh terhampar luas, larik - larik simponi terangkai dengan apiknya, selaras dengan lajur - lajur tanaman teh yang sejauh mata memandang bagai bentangan karpet persia hijau bertabur butir - butir bola pelangi dari bias cahaya pada bintik - bintik embun pagi. Mentari menyeka pagi dengan lembut, sabar menghalau sisa kabut dari lereng bukit. Burung - burung menjejali kesunyian dengan tingkah kicau yang liar, diiringi terpaan air di deret bebatuan sungai di tengah perkebunan. Suhu yang dingin membeku nyaris saja berhasil
mengunciku di dalam kamar Gladiola. Suara alam dan cahaya pagi yang menerobos dari balik kordin di ruang tamu Villa berkamar lima itu menggugahku untuk segera bercengkerama dengan dingin. Suhu di sini turun hingga 13 derajat celsius. Suasana Kantor Argowisata PT. Pagilaran masih sepi, karena kantor baru dibuka tepat pukul 8. Setalah menghangatkan tenggorokan dengan siraman teh hangat. Saya menerobos dingin dan menyusuri jalan setapak dari lokasi cafe dan resto yang sedang dalam proses pembangunan, melewati kolam renang yang juga baru selesai dibangun, sebentar turun ke tebing sisi timur dan sejauh mata memandang hamparan bola pelangi di pucuk - pucuk teh hijau nampak semarak menyambut setiap mata yang memandang. Di sisi ini sebuah menara berbentuk limas serupa gazebo berdiri di ketinggian tebing, dan dari sinilah orang akan meluncur ke sisi timur sungai menggunakan jembatan gantung dan permaian ekstrem Flying Fox. Beberapa gazebo tersebar di lereng dan persis di sampaing start point flying fox, terdapat sebuah taman kecil lengkap dengan bale - bale bambu tertata secara acak memenuhi taman. Dari sana sebuah jalan berbatu melingkari lereng dan selanjutnya membentuk pola spiral menuju puncak Kemulan . Kemulan sendiri adalah gugusan gunung kecil di belakang gunung Sumbing. dalam satu rangkaian yang sama  terdapat dataran tinggi dieng di sisi selatan dan Sumbing - Sindoro di sisi tenggara. Puncak tertinggi Kemulan  adalah 1.500 mdpl.Tidak lama saya menikmati sensasi itu, sebuah ajakan dari seorang sahabat untuk menikmati suasana sunrise di area yang lebih tinggi menggodaku. Semalam, Pak Tiyono ( Kepala Bagian Argowisata PT. Pagilaran ) telah menjelaskan arah menuju tempat menikmati sunrise di sini. Saya dan seorang teman, mulai menyusuri jalan beraspal tepat di samping pabrik. Dahulunya jalan ini dibuka untuk umum, tetapi sekarang manajemen PT. Pagilaran dengan segala pertimbangannya akhirnya memutuska untuk menutup jalur ini, kecuali bagi peserta Tamu wisata dan karyawan. Celakanya saya bukan tamu wisata dan bukan juga karyawan, tapi akses untuk meninjau semua sisi di perkebunan teh yang kini berada di tangan UGM Yogyakarta ini telah dibuka dengan lebarnya, sehingga kami bisa menyusuri jalur tertutup ini. Saat ini PT. Pagilaran telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan bidang argowisatanya, termasuk aturan - aturan penutupan akses di atas. Pagi belum kehilangan pesonanya, dan entah sampai kapan pesona itu tetap ada hanya berganti wujud.
Dari Jalur beraspal ini, kami bisa melihat puncak kemulan, dan tetu saja hamparan teh di area yang lebih tinggi. Perjalanan berhenti setelah suara - suara aneh berkecamuk dalam perut dan itu tandanya waktu sarapan telah tiba.
Kami memutuskan untuk turun kembali ke kantor. Di halaman kantor Argowisata terdapat beberapa depot makan sederhana. Di sanalah para pengunjug dan karyawan biasa menghabiskan sisa pagi untuk menimati sarapan, minum teh atau kopi hangat, sebelum resto dan kafe mulai beroperasi.Proses pembangunan fasilitas penunjang agro wisata saat ini memang sedang gencar dilakukan, mengingat semakin tingginnya tibgkat kunjungan wisatawan di area perkebunan teh peninggalan Belanda dan Inggris ini. Selain sejumlah villa dan penginapan yang tersebar di beberapa sudut perkebunan, kini cafe dan resto sedang dalam proses pembangunan dan menurut pak Bambang sang kontraktor dari Semarang yang kebetulan ditempatkan di satu Villa dengan kami  bahwa proses pambangunan dan pembenahan infrastruktur penting ditargetkan selesai sebelum liburan akhir tahun ajaran ( Juni - Agustus ). Beberapa destinasi  dalam area perkebunan ini  sepert Air terjun, lembah perkemahan, dan jalur cyckling menjadi bagian dari catatan penting kami dalam kunjungan kali ini. Hari ini juga kami harus kembali ke Jogja, kukenang kembali harmoni di Pagilaran dan indah simponi lereng Kemulan sebagai anugerah alam yang mempesona..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar